Monday, October 26, 2009 at 1:34am
Kekurangan adalah kelebihan, sekaligus potensi untuk lebih dari sekedar "berlebihan". Karena potensi yang berlebihan justru membinasakan kelebihan yang dimilikinya.
Sering kita berfikir, mengeluh atau merasa kekurangan dengan tidak adanya potensi dan kepemilikan yang diberikan. Namun sebenarnya sejumlah kekurangan itu merupakan kekuatan sekaligus kesempatan guna mendapatkan faedah, hikmah, keuntungan, dan keberuntungan.
Dalam suatu penghidupan, Manusia dengan penuh kekurangan, jika merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang dimiliki adalah kelebihan yang teramalkan. Artinya, sebuah keberserahan merupakan anugrah, yang manakala itu tidak didapatkan dari manusia yang merasa "berkekurangan" atas kekurangannya. Disisi lain, manusia atas "keagungannya" sering tidak menilai dan cenderung melupakan sisi kelemahannya. Karena terlanjur bergumul dengan "keberlebihan" dirinya. Jelas sekali, hal tersebut membinasakan entitas "kelebihan" hal tertentu dalam kehidupannya, karena memudahkan celah "keberuntungan" negatif masuk kedalamnya.
Mike Tyson diwaktu jayanya, tak menggubris kehendak pelatih untuk bersungguh-sungguh dalam latihannya. Sedangkan Mr. James buster Dauglas dengan garangnya "mencaplok" si leher beton tanpa ampun, sebagai hasil kelebihan dari kekurangannya. Dia merasa petinju "ecek-ecek", sehingga untuk menaklukkan si leher beton harus bekerja keras untuk menutupi kekurangannya. Inilah yang disebut kelebihan akan potensi kekurangan yang dimiliki.
Sehingga...apapun kekurangan dan kelebihan seseorang, haruslah dihormati sebagai manifestasi kehidupan yang general. Si kurang tidaklah hanya membenarkan kelebihan seseorang, melainkan dengan penegosasian. Sedangkan si lebih seharusnya tidak pula mendangkalkan pemahaman karena kelebihannya. Karena jika hanya berlandaskan pada kelebihan kediriannya, maka kemusnahan kian menenggelamkan. Itulah hukum alam. Pengabaian dan penyederhaaan adalah pangkal kebinasaan.
Sering kita berfikir, mengeluh atau merasa kekurangan dengan tidak adanya potensi dan kepemilikan yang diberikan. Namun sebenarnya sejumlah kekurangan itu merupakan kekuatan sekaligus kesempatan guna mendapatkan faedah, hikmah, keuntungan, dan keberuntungan.
Dalam suatu penghidupan, Manusia dengan penuh kekurangan, jika merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang dimiliki adalah kelebihan yang teramalkan. Artinya, sebuah keberserahan merupakan anugrah, yang manakala itu tidak didapatkan dari manusia yang merasa "berkekurangan" atas kekurangannya. Disisi lain, manusia atas "keagungannya" sering tidak menilai dan cenderung melupakan sisi kelemahannya. Karena terlanjur bergumul dengan "keberlebihan" dirinya. Jelas sekali, hal tersebut membinasakan entitas "kelebihan" hal tertentu dalam kehidupannya, karena memudahkan celah "keberuntungan" negatif masuk kedalamnya.
Mike Tyson diwaktu jayanya, tak menggubris kehendak pelatih untuk bersungguh-sungguh dalam latihannya. Sedangkan Mr. James buster Dauglas dengan garangnya "mencaplok" si leher beton tanpa ampun, sebagai hasil kelebihan dari kekurangannya. Dia merasa petinju "ecek-ecek", sehingga untuk menaklukkan si leher beton harus bekerja keras untuk menutupi kekurangannya. Inilah yang disebut kelebihan akan potensi kekurangan yang dimiliki.
Sehingga...apapun kekurangan dan kelebihan seseorang, haruslah dihormati sebagai manifestasi kehidupan yang general. Si kurang tidaklah hanya membenarkan kelebihan seseorang, melainkan dengan penegosasian. Sedangkan si lebih seharusnya tidak pula mendangkalkan pemahaman karena kelebihannya. Karena jika hanya berlandaskan pada kelebihan kediriannya, maka kemusnahan kian menenggelamkan. Itulah hukum alam. Pengabaian dan penyederhaaan adalah pangkal kebinasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar